Search

Loading

Senin, 10 Juni 2013

Prevalensi kekurangan gizi pada pasien bariatrik

Prevalensi kekurangan gizi pada pasien bariatrik

a  Department of Biomedical Science, University of Wollongong, Wollongong, Australia
b  Nutrition and Dietetics Department, George Private and Public Hospital, The St, Kogarah, Australia
c  George Private and Public Hospital, The St, Kogarah, Australia 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi kekurangan gizi pada pasien yang hadir untuk operasi bariatrik, menilai status gizi setelah operasi, dan membandingkannya dengan tingkat pra operasi. Metode: Penelitian retrospektif dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan nutrisi pasca operasi pra operasi dan 1 tahun pada pasien yang menjalani operasi bariatrik. Skrining serum feritin termasuk, vitamin D, vitamin B12, homosistein, folat, folat sel darah merah, dan hemoglobin. Hasil yang tersedia untuk 232 pasien sebelum operasi dan 149 pasien pasca operasi. Tes dua sisi χ2 dan tes t berpasangan sampel yang digunakan. Hasil: sebelum operasi, kekurangan vitamin D tercatat sebesar 57%. Prevalensi kelainan 1 tahun setelah roux-en-Y gastric bypass lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pra operasi (P <.05). Setelah operasi, anemia terdeteksi di 17%, peningkatan kadar homosistein (hanya perempuan) di 29%, feritin rendah di 15%, rendah vitamin B12 di 11%, dan rendah RBC folat di 12%. Berarti hemoglobin, feritin, dan tingkat folat RBC memburuk secara signifikan, tetapi tetap baik dalam rentang normal. Prevalensi kekurangan vitamin D menurun, tetapi tidak signifikan. Pada pasien gastrektomi lengan, berarti tingkat feritin menurun (P <.05), tanpa pasien mengembangkan kekurangan. Kesimpulan: Kekurangan vitamin D adalah umum di antara pasien tdk sehat obesitas mencari operasi bariatrik. Karena prevalensi defisiensi mikronutrien menetap atau memburuk pasca operasi, pemeriksaan rutin gizi, rekomendasi suplemen yang tepat, dan pemantauan kepatuhan yang penting pada populasi ini.

Tidak ada komentar: